Biografi "Syaikh Al-Albani"

***
Apakah anda sudah mengetahui siapakah "Syaikh Al-Albani" itu?

Tahukah Anda tentang riwayat kehidupan beliau?  

Asy-syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani lahir di kota Ashkodera, ibukota Albania pada tahun 1332 H (1911 M), dalam sebuah keluarga yang miskin. Ayahnya Al-Haj Nuh Najjati Al-Albani adalah seorang lulusan sekolah syari'at di Istanbul dan ketika kembali ke Albania beliau dijadikan ulama. Ketika Albania dikuasai oleh pemerintahan yang berideologi Atheis, keluarga  Syaikh Al-Albani hijrah ke Damaskus dan berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya di sana. Beliau kemudian mempelajari Al-Qur'an, Ilmu Tajwid, Bahasa Arab, Fiqih Madzhab Hanafi, dan berbagai cabang ilmu lain kepada sejumlah ulama dan teman-teman ayahnya.

Bidang ilmu apa yang beliau minati? 
Syaikh Al-Albani sangat tertarik dengan ilmu hadits. akibatnya, beliau beliau sering menutup tokonya dan tinggal di perpustakaan dalam waktu sampai 12 jam !! Beliau berhenti dari aktivitasnya itu hanya untuk shalat, bahkan untuk makanpun beliau tinggalkan dan sebagai gantinya beliau hanya mengkonsumsi dua potong makanan ringan. Asy-Syaikh Al-Albani mulai menjadi seorang ahli di bidang ilmu hadits sejak berumur 20 tahun...

Karya beliau dalam bidang ilmu hadits dimulai ketika beliau membuat catatan terhadap kitab karya Al-Hafidz Al-'Iraqi berjudul Al-Mughni 'An-Hamlil Asfar fil Asfar fi Takhrij ma fil Ihya minal Akbar. Karya beliau dalam bidang ilmu hadits mencapai lebih dari 100 buku. Beliau ternyata juga seorang Al-Hafidz, yaitu seorang yang dapat menghafal hadits sebanyak 100.000 hadits beserta sanad dan matannya.

Apa saja keteladan dari beliau yang bisa kita tiru?
Dalam Kutaeb "Biografi Syaikh Al-Albani" ini kita juga bisa mengetahui beberapa macam sikap dan keteladanan beliau seperti dalam hal memanfaatkan waktu. Di dalam kutaeb ini diceritakan bahwa ketika beliau membangun toko dan rumah di atas sebidang tanah yang harganya murah, jarak antara rumah dan perpustakaan Dzahiriyyah menjadi lebih jauh. Untuk menghemat waktu, maka beliau mengendarai sepeda untuk pulang pergi ke perpustakaan. Sebuah pemandangan yang langka jika ada seorang syaikh yang di kepalanya mengenakan surban mengendarai sebuah sepeda.

Selain dalam hal pemanfaatkan waktu, ada keteladanan beliau yang lain seperti selalu shalat 2 rakaat sunnah hingga imam naik mimbar, dan tidak pernah meninggalkan puasa Senin-Kamis.

Syaikh Al-Albani menyerahkan semua koleksi perpustakaaan beliau beserta isinya untuk Universitas Islam Madinah. Hal ini disebabkan karena beliau tidak bisa melupakan kenangan ketika menjadi pengajar di sana, yaitu saat berdakwah kepada Allah dan kepada Sunnah Rasul-Nya di atas pemahaman Salafus Shalih.

Ingin tahu lebih banyak lagi tentang riwayat hidup "Syaikh Al-Albani"?
Baca kutaeb "Biografi Syaikh Al-Albani".

--Nantikan kutaeb berikutnya : "Biografi Kibar Ulama", insya Allah.--