SANTRI-SANTRI DAHSYAT (PWM ke 97)

Senin, 06 Desember 2010


Jengah membaca novel tak bermakna? Bosen baca buku-buku tak menuntut perubahan? PWM hadirkan kisah-kisah santri dahsyat… mengajak Antum untuk berubah meniru perilaku dahsyat mereka.

Imam Syafi’i berpetuah:
Sesungguhnya Alloh mempunyai beberapa hamba yang cerdas …
Mereka mentalak dunia dan amat takut pelbagai fitnah …
Mereka lihat di dalam dunia, lalu saat telah mengerti isinya …
Bahwa dunia bukanlah tanah air bagi orang bernyawa …
Mereka pun menjadikan dunia sebagai area penuh air, lalu …
Mereka jadikan amal-amal shalih sebagai kapal layar di atasnya … 


Buku ini mengkisahkan dahsyatnya para santri dalam qiyamul lail, shalat sunnah, membaca buku dan kitab, penelitian ilmiyah, mulazamah, rihlah menuntut ilmu, menulis dll. Semua serba DAHSYAT…
 
Ingin lihat lebih kelengkapan Artikel ini? silakan klik Judulnya...!!

Para Manusia Dahsyat Pilihan

Karena dipilih oleh Alloh Swt, maka menjadilah manusia dahsyat. Dahsyat apa? Dalam pelbagai bidang, sesuai yang dikehendaki oleh Alloh Swt, dari pintu-pintu kebajikan. Salah satunya adalah bidang ilmu agama. Tentang manusia pilihan, Alloh Swt menegaskan:
“Alloh memilih kepada-Nya siapapun yang Dia kehendaki, dan Dia memberi hidayah kepada siapapun yang kembali (kepada-Nya).”


Syaikh Syanqithi menjelaskan ayat ini berkata, “Hamba yang baik ada 2 macam. Paling utama adalah mereka yang dipilih oleh Alloh Swt. Mereka telah ditaqdirkan dalam Lauhul Mahfuzh menjadi manusia pilihan di kemudian hari. Liklo, demikian kata orang Jawa, yaitu: liklo; cilik ngulo (sejak kecil telah berbakat menjadi ulama`). Wallahu A’lam.

Kelompok kedua adalah mereka yang mendapat curahan hidayah dari Alloh Swt, setelah berjuang keras untuk meraihnya. Beda kelompok ini dengan kelompok pertama ialah: kelompok pertama tidak mengalami kesulitan berarti untuk mencapai martabatnya, sebab telah distempel oleh Alloh Swt akan menjadi manusia pilihan.

Sepatah Untaian Sya’ir Jelita

Imam Syafi’i berpetuah indah:
Sesungguhnya Alloh mempunyai beberapa hamba yang cerdas …
Mereka mentalak dunia dan amat takut pelbagai fitnah …
Mereka lihat di dalam dunia, lalu saat telah mengerti isinya …
Bahwa dunia bukanlah tanah air bagi orang bernyawa …
Mereka pun menjadikan dunia sebagai area penuh air, lalu …
Mereka jadikan amal-amal shalih sebagai kapal layar di atasnya …
Kapal layar menuju ke mana? Tiada lain dan tiada bukan sebagaimana ditegaskan ulama`: “Ad-dunia mazra’atul akhirah” (Dunia adalah ladang menuju akhirat).


Santri-Santri Dahsyat

Dalam kutaib ini Antum dapat melahap kisah-kisah cantik jelita tiada tara dari perihidup para ulama` agung kita, antara lain mencakup beberapa amaliah mulia berikut ini:

1. Dahsyat Qiyamullail (Subki _ Syafi’I _ Tuwaijiri)
2. Dahsyat Shalat Sunnah (Imam Ahmad)
3. Dahsyat Kutubuku (Nawawi, Ibnul Jauzi, Albani)
4. Dahsyat Penelitian Ilmiah (Mundziri)
5. Dahsyat Begadang Thalabul ‘Ilmi (Ibnu Daqiqil ‘id)
6. Dahsyat Mendengarkan Ilmu (Ibnu Taimiyyah al-Kabir)
7. Dahsyat Rihlah Thalabul ‘Ilmi (Musa as, Ahmad)
8. Dahsyat Menulis Ilmu (Ahmad, Bukhari, Ibnul Jauzi, Suyuthi, Ibnu ‘Abdid Da`im)

Alhamdulillah, Allahu Akbar, semoga mendapatkan barokah dari membaca kutaib ini. Sehingga bermanfaat besar.

Dahsyat Qiyamullail

Imam as-Subki memiliki kebiasakan unik. Tiap tengah malam, beliau selalu bangun, lalu membangunkan semua anggota keluarganya. Kepada anak-anak beliau katakan, “Bangunlah kalian semua, meskipun untuk bermain-main!”

Imam Syafi’I biasa membagi malamnya menjadi 3 bagian: sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk shalat tahajjud, dan sepertiga untuk tidur. Jika kita hitung malam dari pukul 19.00-04.00 (9 jam), berarti amal beliau ba’da isya` kira-kira adalah:

- Ba’da isya’ hingga pukul 22.00  menulis ilmu/belajar.
- Pukul 22.00 - 01.00  shalat tahajjud.
- Pukul 01.00 - 04.00 tidur.

Bisakah kita meniru-niru jadual beliau ini ya?? Beliau suka membaca 50 ayat dalam tiap rekaatnya. Tentu saja bacaan secara tartil; tidak seperti sistem muraja’ah para santri tahfizh masa kini. Wallahul Musta’an.

Syaikh at-Tuwaijiri (Hamud bin ‘Abdillah), ulama` kontemporer penulis beberapa risalah ilmiah (antara lain kritikan beliau terhadap Syaikh al-Albani: at-Tanbihat ‘ala Risalatil Albani fis Shalah), membagi harinya untuk dua aktifitas besar; siang hari mencurahkan tenaga untuk ilmu, dan malam hari melakukan muraja’ah (pengulangan) hafalan Al-Qur’an dengan membacanya dalam shalat tahajjud. MasyaAlloh, malam yang penuh barokah jika diisi dengan tahajjud; bukan ngobrol sebagaimana kebanyakan orang Indonesia (kita termasuk mereka tidak ya??). Menurut para qurra`, agar hafalan 30 juz tidak lenyap, dipersilakan melakukan mujahadah! Berupa muraja’ah hafalan 5 juz bil ghaib. Dengan kata lain, 30 juz dikhatamkan bil ghaib dalam 6 hari. Hari ke-7 (jum’at) bisa diisi dengan tilawah bin nazhar (melihat mushhaf) agar muncul cinta kepada Alloh Swt dalam hati, membaca surah al-Kahfi, dan memperbanyak shalawat kepada Nabi saw, sebagaimana dihasungkan oleh hadits-hadits shahih.

Dahsyat Shalat Sunnah

Imam Ahmad, sebagaimana dikisahkan oleh putranya, Abdullah, beliau selalu melakukan shalat sunnah 300 rekaat tiap hari. Di saat sekujur tubuhnya terluka dahsyat karena dicambuk secara lalim oleh penguasa jahat waktu itu, beliau tetap melakukan shalat sunnah, akan tetapi hanya 150 rekaat. Subhanallah. Shalat ini disebut shalat sunnah muthlaq; tiada batasan untuk jumlah rekaatnya. Wallahu Ta’ala A’lam.

Dahsyat Kutubuku

Imam Nawawi, sebagaimana diceritakan oleh muridnya, ‘Ala`uddin al-‘Aththar, selama 6 tahun melakukan mujahadah dahsyat untuk meraup ilmu. Dari 6 tahun itu, ada 2 tahun yang digunakan untuk berada di dalam perpustakaan siang malam, tanpa tidur! Beliau hanya tidur jika tertidur, dengan bersandar pada tumpukan kitab yang ada di hadapannya. Saat terbangun beliau selalu terkejut dan menyesal, “Sungguh aku telah menyia-nyiakan banyak waktuku!” Lalu langsung bangun dan melanjutkan aktifitas ilmiahnya; membaca, menulis, dan muthala’ah.

Syaikh Ibnul Jauzi penulis Shaidul Khathir menuturkan, “Bapakku adalah pedagang kaya. Beliau meninggalkan warisan yang melimpah. Kekayaanku dari warisan beliau kuhabiskan untuk membeli kitab sebanyak-banyaknya. Perpustakaan pun padat. Penuh. Kitab-kitab yang ada, semuanya, sudah kubaca tanpa kecuali. Bukan membaca biasa, tetapi membaca secara seksama untuk istifadah (mengambil faidah) dari ilmu yang tertuang di dalamnya. Sungguh lelah menjadi manusia seperti aku. Sebab cita-citaku sangatlah tinggi, dan antusiasku menggelegar di dalam jiwa. Tak rela jiwaku dengan menguasai 1 cabang ilmu. Jiwa baru puas jika semua bidang ilmu kukuasai. Padahal usia sangatlah terbatas. Maka aku pun berdoa kepada Alloh Swt untuk memanjangkan umurku, agar dapat meraih cita-cita tersebut sebelum ajal menjemputku.” Sungguh heboh beliau ini. Tidak pernah humor dengan siapapun. Tidak pernah bermain dengan satu pun anak kecil. Ilmu, ilmu, dan ilmu saja yang menyertai beliau di mana pun dan kapan pun. Konon, beliau tidak keluar dari rumah selain untuk shalat jum’at dan melayat jenazah. Menanggapi kisah ini, Imam Dzahabi berkomentar, “Aina shalâtul jamâ’ah?” (Di kemanakan itu shalat jama’ah?!) Bisa jadi kisah tersebut hanyalah mubalaghah, sebab Ibnul Jauzi bermadzhab hanbali, yang notabene menilai wajib hukum shalat jamaah (berbeda degan jumhur yang menilainya sunnah mu`akkadah). Wallahu A’lam.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, yang dinilai sebagai mujaddid (pembaharu) abad ini oleh Syaikh Ibnul Baz, ternyata sebelum nama beliau merebak harum ke semua penjuru dunia Islam, beliau telah menghabiskan bertahun-tahun berada dalam perpustakaan. Otodidak! Ternyata mengalahkan para doktor dari segala universitas internasional. Sungguh niat ikhlas merupakan penolong paling mujarab dalam thalabul ilmi. Barokah ilmu diraih secara gemilang cemerlang dengan modal niat ikhlas ini. Ingat! Bertahun-tahun di dalam perpustakaan. Tiap harinya? Sekitar 6 hingga 8 jam duduk berciuman dengan para kitab ilmiah yang ada, terutama di bidang ilmu hadits. Selalu, ulama` menegaskan, “Man thalabal ‘ulâ, sahirallayâliya” (Siapa memburu ketinggian, niscaya ia begadang bermalam-malam). Syaikh al-Albani berpesan, “Idzâ kânatin nufûsu kibâran, ta’ibat fî murâdihal ajsâm” (Jika jiwanya besar, pastilah tubuh lelah dahsyat demi meraih cita-cita jiwa). 



Dahsyat Penelitian Ilmiah

Syaikh al-Mundziri penulis at-Targhib wat Tarhib, sangat antusias dan sabar bukan main dalam melakukan penelitian ilmiah secara berkelanjutan tanpa lelah. Perpustakaan adalah rumahnya. Sampai-sampai saat salah satu putranya wafat, beliau hanya mengantarkannya hingga pintu madrasah yang beliau tinggal di situ. Selanjutnya beliau mengucapkan selamat berpisah kepada jenazah putranya, dan menitipkannya kepada para pelayat untuk diantarkan ke liang lahatnya.

Dahsyat Begadang Thalabul ‘Ilmi

Syaikh Ibnu Daqiqil ‘id penulis Ihkâmul Ahkâm (2 jilid), syarah ‘Umdatul Ahkâm, mempunyai kebiasaan begadang tiap malam, waktu malamnya dipenuhi dengan muthala’ah kitab-kitab di perpustakaan. Saking seringnya melakukan kebiasaan belajar dahsyat ini, hingga hal itu menjadi jadual sehari-hari beliau tiap malam. Hasilnya? Beliau dengan idzin Alloh Swt mampu menulis kitab fiqih menghebohkan alam, yang disebut-sebut ulama` tiada kitab yang membandinginya. Sayang sekali, konon kitab tersebut lenyap karena dihancurkan oleh mereka yang berhasud/iri kepada ketinggian ilmu beliau. Wallahu A’lam, wallahul Musta’an.

Dahsyat Mendengarkan Ilmu

Syaikh Ibnu Taimiyyah al-Kabir (al-Majd), penulis Muntaqal Akhbâr yang disyarah oleh Syaukani dengan Nailul Authâr, senantiasa mengisi semua waktunya dengan sibuk bersama ilmu. Ilmu di masjid, ilmu di jalan, ilmu di kamar, bahkan bersama ilmu pula di kakus! Tercenganglah Antum, ya ikhwan! Yaitu jika beliau hendak masuk kakus, maka beliau panggil budaknya dan menyuruhnya untuk membaca salah satu kitab dengan suara keras di luar kakus, sehingga beliau dapat mendengar suara bacaannya itu dari dalam kakus, dan saat keluar kakus telah meraup banyak ilmu dari bacaan itu. “MasyaAlloh, sebegitunya”, demikian komentar teman ana di Sragen.

Dahsyat Mulazamah Masyayikh

Mulazamah artinya melazimi; melengketi. Masyayikh artinya para syaikh ahli ilmu. Melazimi ahli ilmu tentu saja untuk kepentingan istifadah ilmiah dari mereka. Syaikh Ibnul Baz mulazamah dengan syaikh beliau selama sekitar 10 tahun. Hasilnya? Beliau menjadi orang nomor satu di bidang ilmu agama di dunia Arab. Padahal beliau telah buta matanya sejak usia 20 tahun! MasyaAlloh, dengan bekal agung berupa niat ikhlas dalam thalabul ilmi, maka Alloh Swt mengangkat derajat beliau hingga menjadi mufti Arab Saudi. Alhamdulillah.

Syaikh ‘Utsaimin, perintis majlis mulazamah di ‘Unaizah, telah bermulazamah kepada Syaikh Sa’di penulis tafsir Taisirul Karimir Rahman, selama beberapa tahun. Secara sabar. Plus otak cerdas. Juga niat amat ikhlas. Hasilnya? Beliau menjadi orang nomor dua di dunia Arab setelah Ibnul Baz, guru beliau. Alhamdulillah. Ya Alloh, berilah kami taufiq kepada ilmu yang memberikan manfaat terbesar kelak di akhirat yang abadi kekal ya Alloh, amiiin, amiiin, ya Alloh.

Imam Hakim penulis al-Mustadrak ‘alas Shahihain, banyak melakukan rihlah, sehingga dengan izin Alloh diberi kesempatan bermulazamah dengan banyak masyayikh. Mencapai seribuan masyayikh. MasyaAlloh. Tidak ada komentar selain ucapan masyaAlloh.

Dahsyat Rihlah Thalabul ‘Ilmi

Rihlah artinya perjalanan. Perjalanan jauh dalam rangka membuser (buru sergap) ilmu adalah salah satu kunci meraih ilmu secara gilang-gemilang cemerlang. Semakin banyak mengunjungi masyayikh di berbagai daerah di atas muka bumi, akan semakin manis & matang ilmu yang ia raih. Para masyayikh itu bagaikan bebuahan manis yang beraneka ragam. Tiap buah mengandung rasa manis, namun masing-masing memiliki rasa manis khas yang terdapat di buah lainnya. Dengan melakukan rihlah-rihlah untuk beristifadah dari ilmu mereka, aneka rasa manis yang didapat pun akan semakin komplit dan lengkap. MasyaAlloh, rezekikanlah kepadaku rihlah untuk mulazamah kepada masyayikh kibar dunia Islam ya Alloh, amiin amiin ya Alloh.

Contoh tercantik dalam bab ini adalah Nabi Musa as. Beliau adalah Nabi! Namun demikian, haus kepada ilmu menjadikannya sangat antusias untuk memburu Nabi Khidhir as, demi menuntut ilmu yang beliau kuasai.

Contoh terheboh dalam bab ini adalah Syaikh ??. Beliau ini di usia 20 tahun melakukan rihlah, meninggalkan kampung halamannya demi membuser ilmu. Saat kembali ke kampungnya, uban telah menghiasi kepalanya. Apa pasal? Usia 60 tahun! MasyaAlloh, jadi rihlah beliau ini menelan masa 45 tahun lamanya. Sungguh waktu yang barokah insyaAlloh.

Contoh terunik dalam bab ini adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau setelah ibunya meninggal dunia, melakukan rihlah ilmiah ke berbagai Negara, hingga ke Makkah. Saat pulang kampung, usianya 40 tahun. Ustadz Syaebani Solo (Perpustakaan ‘Arafah) dalam biografi Imam Ahmad menulis, 30 tahun. Wallahu A’lam. Namun pendapat pertama tampaknya lebih masyhur. Sesampai rumah, barulah menikah. Mengapa mengundurkan pernikahannya hingga “tua” seperti itu?! Beliau berkata, “’Adamul ‘iyal ahadul yusrain” (Tiada tanggungan termasuk salah satu dari 2 kemudahan). Ulama` lain menegaskan, “Al-‘ilmu yadhi’u baina fakhidyayil mar`ah” (Ilmu lenyap di antara kedua paha istri). Wallahu A’lam.

Dahsyat Menulis Ilmu

Contoh terayu dalam hal ini adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Di masa telah tua dan murid telah banyak yang berguru kepadanya, beliau tetap saja membawa kertas dan pena ke mana-mana. Ditegur orang, “Sampai kapan hai Imam, membawa-bawa kertas dan pena?” Beliau jawab dengan kalimat yang layak ditulis dengan tinta emas murni, “Ma’al mahbarah ilal maqbarah” (Bersama tinta hingga ke liang lahat).

Imam Bukhari penulis Shahih Bukhari, pada suatu malam dipergoki oleh rekannya melakukan hal yang amatlah aneh. Tapi nyata. Fakta. Apa itu? Beliau bangun, menyalakan lampu, lalu tidur. Bangun lagi, lampu lagi, tidur lagi. Itu dilakukan berulang-ulang dalam semalam. Saat ditanya menjawab, “Terbersit pada benakku suatu permasalahan ilmiah, maka segera kunyalakan lampu untuk menulisnya dalam buku. Jika tidak, bisa jadi esok hari telah lenyap dari benakku.” MasyaAlloh, ya ikhwan, silakan kita membawa bolpen dan kertas di manapun berada, letakkan dalam saku baju. Catat segala ilmu yang melintasi kita, baik dalam buku, ceramah, atau apapun juga. Sedikit demi sedikit. Lama-lama menjadi bukit. Lâ shaghîrata ma’al ishrâr (Tiada dosa kecil jika dilakukan terus menerus).

Syaikh Ibnul Jauzi menulis ilmu dalam berbagai cabang ilmu agama. “Semua cabang ilmu agama tiada yang terlewati oleh pena beliau”, demikian komentar Imam Dzhahabi. Dimulai pada usia 12 tahun, menelurkan karya pertama! Setelah berhasil, maka sejak saat itulah beliau senantiasa memproduksi kitab-kitab dan kuteb-kuteb ilmiah. Ilmu kewanitaan pun tak luput. Silakan baca buku beliau Akhbârun Nisâ` (Kabar-kabar seputar cewek). Tulisan terakhir? Ditulis pada usia 120 tahun! Beliau wafat di usia 120 tahun. MasyaAlloh, heboh. Bahkan “gendeng” dahsyat. Tapi gendeng mubarok; bukan gendeng bin gila.

Tak mau kalah, Imam Suyuthi melakukan hal serupa. Beliau tulis kitab dalam semua cabang ilmu agama. Saat berusia 40 tahun, beliau kunci rapat-rapat kamarnya. Tidak keluar rumah. Bahkan majlis ilmu binaan beliau pun juga ditinggalkan merana. Apa pasal? Usia 40 tahun adalah usia kematangan berpikir manusia secara umum. Beliau melihat, karyanya telah menumpuk tinggi. Beliau ingin mentahrir (menyeleksi) semua karya tersebut, agar dapat dipublikasikan ke masyarakat dalam kondisi layak santap. Memang benar kata Alloh Swt, “Seandainya Al-Qur’an itu dari selain Alloh, niscaya mereka (kaum kuffar) dapatkan di dalamnya banyak perselisihan (kontradiksi).” Namun belumlah selesai merampungkan program tahrir ini, ajal telah menjemput beliau. Alhamdulillahi ‘ala kulli hal. Kitab tafsir mahatebal yang beliau tulis, ad-Durrul Mantsur, ternyata hanyalah ringkasan dari kitab mahatebaljidan yang beliau tulis sebelumnya, yaitu Tarjumanul Qur’an. Kita ini makhluk apa?! Membaca ad-Durrul Mantsur saja tidak pernah katam, apalagi Tarjumanul Qur’an. Karena itulah, kitab dahsyat beliau ini kini tinggallah kenangan. Sebab bisa dihitung dengan jari, orang-orang yang memiliki antusias dahsyat terhadap ilmu sehingga mau menasakh (menulis kembali/mengcopy) kitab mahatebaldahsyat beliau ini. Akhirnya, kitab ini pun tiada yang menyentuhnya hingga lenyap di telan masa. Namun semoga niat ikhlas beliau menjadikan pahala tetap mengalir kepada beliau meskipun kitab telah raib dari atas muka bumi. Wallahul Musta’an.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Demikian murid, seringkali terpengaruhi oleh sifat gurunya. Makanya, Syaikh Ibnu ‘Abdid Dâ`im mewarisi sifat gurunya, Imam Suyuthi, yaitu menulis ilmu secara dahsyat untuk ditebar di masyarakat. Alhamdulillah, PWM (Perpustakaan Wakaf Muslimin) telah menerbitkan beberapa kuteb beraromakan hadits-hadits shahih. Semoga di kemudian hari kuteb-kuteb tersebut mendapat barokah melimpah ruah dari Alloh Swt, sesungguhnya Dia Mahalembut kepada para hamba-Nya. Amîn. Amîn. Amîn.


(Santri-Santri Dahsyat 12 hal_karya Abu Zaidan_Buku-buku PWM karya santri dahsyat dan bermanfaat_info: 081915330551_Hasil penjualan buku ini kami investasikan untuk kepentingan Perpustakaan Wakaf Muslimin Jl Teratai I no 33 Mangkubumen Wetan khususnya penambahan suply buku-buku... Jazakumulloh khoiron bagi segenap muhsinin yg telah berkenan mewakafkan buku-bukunya untuk Perpustakan ini dan infaq' yg kami investasikan menjadi buku-buku wakaf Perpustakaan... Allohu yubarik fikum...)


Donasi dana untuk buku-buku investasi Perpus:
Muamalat 922 4131 097 a/n Muh Ayatullah

2 komentar:

dwiagung mengatakan...

mantav,,,,,,,,,,,,jadi tambah semangka.eh,,semangat.he..he

Anonim mengatakan...

Subhaanallah....artiket yang sangat inspiratif _saat pembacanya sedang membaca_ dan lebih inspiratif saat buku Santri-Santri Dahsyat ini dikaji bersama Al-Ustadz Abu Zaidan....
Slalu ja berusaha menjadi dahsyat seperti para masyayikh salaf,,, Tapi,makhluq Allah yang bernama "kasl" dan "syughl" slalu menghantui dan menghampiri....Tapi, tetap berusaha tiada putus asa yang dilakukan secara istiqamah.

Alhamdulillah

Alhamdulillah
PWM hadir di Etalase voa-islam

Taushiyah PWM

Rasululloh bersabda: "Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) hamba yg lain di dunia, kecuali Alloh akan menutupi (aib)nya kelak di hari kiamat." HR.Muslim 6760

Kategori

Distro PWM CENTER

Distro PWM CENTER
Santri-Santri Dahsyat

Distro ANAMUSLIM

Distro ANAMUSLIM
JIHAD is My Spirit